Noor Mohammad: Inovasi Padi Tahan Kekeringan dari Rajshahi yang Mendunia
kamiagronusantara.com, Penang, 12 November 2024 – Noor Mohammad, seorang ilmuwan pertanian otodidak asal Rajshahi, Bangladesh, telah menarik perhatian di dunia pertanian berkat inovasi luar biasa yang ia ciptakan dalam pengembangan varietas padi yang tahan terhadap kekeringan.
Meskipun hanya menyelesaikan pendidikan hingga kelas sepuluh, Noor menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan tidak selalu bergantung pada latar belakang pendidikan formal. Berbekal kecintaan pada pertanian dan tekad yang kuat, ia mendirikan laboratorium kecil di rumahnya sendiri, tempat ia melakukan berbagai eksperimen untuk mengembangkan galur padi yang lebih cepat tumbuh dan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti kekeringan.
Beberapa varietas padi hasil karyanya yang paling terkenal adalah NMKP-5 dan NMKP-103. Kedua varietas ini memiliki keunggulan yang signifikan, yaitu masa tanam yang lebih singkat, yang memungkinkan padi matang lebih cepat daripada varietas tradisional.
Keunggulan ini tidak hanya membantu petani menghemat biaya irigasi, tetapi juga meningkatkan hasil panen mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Inovasi Noor telah mendapat pengakuan luas, termasuk penghargaan bergengsi seperti Medali Emas Presiden pada tahun 2005 dan penghargaan “Inovasi Pertanian Terbaik” pada tahun 2018 dari Prothom Alo dan Teer.
Pada kesempatan baru-baru ini, Noor menerima undangan untuk berpartisipasi dalam konferensi ilmuwan-petani yang diadakan di Penang, Malaysia. Konferensi ini diselenggarakan oleh Pesticide Action Network Asia and the Pacific (PANAP) dan mempertemukan para inovator pertanian dari berbagai negara Asia.
Dengan dukungan dari Pusat Sumber Daya Pengetahuan Adat Bangladesh (BARCIK), Noor berangkat dari Dhaka untuk menghadiri acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 6 hingga 8 November 2024. Ini merupakan kesempatan besar bagi Noor untuk memperkenalkan hasil karyanya kepada audiens internasional, serta bertukar ide dan pengalaman dengan ilmuwan dan praktisi pertanian dari berbagai belahan dunia.
Konferensi ini tidak hanya memberikan Noor kesempatan untuk berbagi pengetahuannya, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi dengan para ahli lainnya, yang dapat memperkaya pendekatannya dalam menghadapi tantangan besar dalam dunia pertanian, seperti perubahan iklim dan kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Dengan kehadirannya di forum internasional ini, Noor tidak hanya menunjukkan bahwa inovasi dalam pertanian dapat datang dari berbagai kalangan, tetapi juga menegaskan pentingnya sains dan teknologi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk masa depan pertanian global.(kamiagromadani)